Dokpri.
Pada tahun 2015 penulis mengikuti seleksi menempati sekolah baru yang memiliki nama SMP Negeri 42 Semarang. Alhamdulillah Penulis berhasil masuk untuk menempati sekolah tersebut. Hal ini bukan akhir perjuangan namun awal perjuangan. Penulis bersama 6 guru lainya menyiapkan diri menyambut peserta didik tahun pelajaran 2015/2016. Tempat pendaftaran peserta didik baru di SMP N 29 Semarang karena SMPN 42 dalam tahap pembangunan finishing. 3 bulan kemudian tepatnya saat hari raya idul adha 24 Oktober 2015 kami kembali ke SMPN 42 Semarang walau belum selesai tahap finishing tapi itu keputusan harus kami ambil dengan alasan untuk segera membenahi perlengkapan kelas dst. Masa babat Alas bisa ditonton videonya dibawah ini.
Namun pada tahun 2016 penulis lebih senang mengembangkan diri. Penulis memutuskan untuk fokus pada pengembangan kompetensi, meningkatkan kemampuan pedagogik misalnya mengikuti kegiatan webinar online salah satu yang selenggarakan oleh satu guru.
Allah SWT telah menolong penulis diundang mengikuti pelatihan Pengembangan Kompetensi Pengajaran Berbasis Zonasi di Solo. Penulis melanjutkan pengembangan diri melalui online seminar yang diselnggarakan kemdikbud, Refo Google Indonesia dst. Video bisa di lihat ini.
Penulis terus mengasah kemampuan profesional sehingga penulis memutuskan melanjutkan pendidikan Bahasa Inggris S2 di UPGRIS Semarang. Penulis memiliki 1 tagihan luaran untuk menyelesaikan pendidikan master harus memiliki publikasi karya ilmiah di jurnal Bahasa Inggris online. Alhamdulillahirobilalamain penulis berhasil mempublikasikan sebuah penelitian yang dapat di lihat melalui link berikut ini.Jurnal Penelitian Penulis.
Demikian sedikit pengalaman penulis semoga menjadi cambuk semangat bahwa kemandirian belajar sangat dibutuhkan dalam mengembangkan kompetensi guru. Semoga bisa menjadi inspirasi semua.
No comments:
Post a Comment